Tampilkan postingan dengan label lainnya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lainnya. Tampilkan semua postingan

Rabu, 28 Maret 2012

Seputar burung tledekan

Burung Tledekan mempunyai panjang badan berkisar antara 8 s/d 20 cm. Membedakan Jenis kelamin pada burung ini dengan pola warna yang kontras antara tledekan yang berkelamin jantan dibandingkan dengan burung tledekan betina. Contoh pada Species Tledekan Gunung Warna Pejantan pada Jenis Niltava ini belakang biru tua dan satu biru cerah di kepala, terdapat kedok hitam sekitar mata mata, satu jakun hitam, dan terdapat warna jeruk bersinar perutnya, beberapa genus seperti vivid niltava berwarna ungu kebiruan, biru putih (mungkin sering kita kenal sebagai tledekan laut) Warna pada jenis Betina adalah coklat zaitun dengan coklat muda di perut , dan warna betina muda adalah coklat cerah dengan agak keputih-putihan

KLASIFIKASI 


Kingdom : Animalia 

Phylum: Chordata 
Class: Aves 
Order: Passeriformes 
Family: Muscicapidae 
Genus: Niltava
Spesies Burung ini meliputi :
  • Large Niltava, Niltava grandis
  • Small Niltava, Niltava macgrigoriae
  • Fujian Niltava, Niltava davidi
  • Rufous-bellied Niltava, Niltava sundara
  • Rufous-vented Niltava, Niltava sumatrana
  • Vivid Niltava, Niltava vivida

DAERAH PENYEBARAN
Mulai dari Himalaya daerah dari Negeri nepal , Bhutan, India , dan meluas melalui pegunungan dari Myanmar , Thailand, Kamboja, dan Cina barat daya dan Tenggara, asia , termasuk semenanjung Malaya dan Sumatera , jawa.

HABITAT
Pada tempat yang cenderung lembab,hutan lebat berdaun lebar dan hijau, sering dekat satu aliran sungai dan biasanya pada hutan tropis dan sub tropis. Kebanyakan berkembangbiak di ketinggian dari 5,000-350 ft (1,525-850 m).

PERILAKU
Burung ini termasuk burung yang tidak melakukan migrasi, tapi melakukan perpindahan habitat musiman di antara dataran tinggi dan rendah. Pasangan burung ini berkembang biak pada satu wilayah tertentu. Walaupun aktif bergerak tapi burung sering duduk di atas bertengger untuk waktu yang agak lama. Kicauan burung ini berupa rangkaian sederhana tiga atau empat kombinasi siulan. Tledekan termasuk burung fighter ( seperti burung Murai Batu, Kacer, Ciblek) dsb. Sehingga sangat mudah mendapatkannya. Bila ada Tledekan, ditemukan Tledekan peliharaaan atau suara kaset Tledekan, langsung menyambar !

MAKANAN DAN POLA MAKAN
Makanan Pokok keluarga Niltava adalah serangga seperti capung, kupu-kupu ulat dan buah buahan kecil. Dikenal pula Tledekan Bambu karena hidupnya di bambu, bersarangnya juga banyak di bambu, juga di pohon. Dia suka makan ulat2 di bambu juga di pohon.

POLA REPRODUKSI
Bersarang di hutan. Membuat sarang berbentuk piala dari lumut dan serabut lain pada satu area berlumut antara batuan, pada satu batang pohon, atau pada satu rongga dangkal pada Pohon/kayu busuk. Seperti pada kebanyakan burung Pada musim kawin burung ini lebih aktif berkicau,dan mengepakkan sayap dan ekor untuk menarik pasangan. Dalam membuat sarangnya, tledekan ada yg membuat sarang di atas pohon dan ada yang bersarang diatas tanah mirip branjangan.(tentunya yg paling banyak dicari adalah tledekan yg bersarang diatas tanah)
Burung yang mempunyai kekerabatan paling dekat dan mempunyai habitan yang hampir sama adalah terdapat dalam genus berikut :

Genus Cyanoptila - Tledekan Laut - Sulingan laut

Genus Eumyias - Tledekan Biru - Selendang biru


Genus Cyornis - Tledekan Gunung

Misalnya seperti Tledekan Laut. Yang sering kita kenal sebagai tledekan laut ini termasuk dalam genus Cyanoptila dan dikenal dengan nama Blue-and-white Flycatcher, Cyanoptila cyanomelana Burung ini juga Penangkap Serangga , berwarna biru dan putih, yang mempunyai perbedaan dengan jenis genus niltava yaitu senang berpindah. daerah penyebarannya meliputi Jepang, Korea, sebagian Cina dan Rusia, Asia Tenggara, terutama di Vietnam, Kamboja, Thailand, Sumatera dan Borneo.
dapatkan tips bagaimana memilih dan perawatan burung tledekan disini

berbagai sumber
Kicaumania.org

Jumat, 16 Maret 2012

Seputar perawatan burung Cipo atau sirtu

Memelihara burung sirpu atau cipo memang gampang-gampang susah ( gampang dipelihara susah bunyinya :P) tapi dengan rawatan yang konsisten serta pemberian makanan yang sesuai bisa membuat seekor sirtu bakalan menjadi gacor. berikut ini beberapa tips perawatan sirtu / cipo bakalan muda hutan hasil rangkuman beberapa sumber. 

Perawatan Cipo Bakalan muda hutan yang belum ngevoer. 

Untuk burung yang masih muda, proses pelatihan agar burung mau makan voer lebih mudah diterapkan juga proses adaptasi burung bisa lebih cepat dengan kata lain burung bakalan yang masih muda hutan masih bisa dibikin jinak dibandingkan dengan burung bakalan yang sudah dewasa. 
untuk perawatan harian serta proses pelatihan agar burung mau makan voer bisa dengan cara:

  • hari pertama burung dikasih full kroto dulu serta makanan tambahan berupa jangkrik atau serangga lain, hal ini untuk menjaga kondisi burung tetap segar dan fit juga mengenalkan cepuk makanan dan minuman kepada burung tersebut, jadi burung tahu bahwa itu adalah tempat makan dan minumnya sehari-hari. 
  • hari kedua cepuk makanan mulai diisi dengan voer setengahnya dan taburi kroto diatasnya.  jangan lupa juga makanan ekstranya berupa jangkrik atau ulat kandang. 
  • hari ketiga cepuk makanan mulai diisi dengan voer dengan porsi lebih banyak dari sebelumnya dan taburi kroto dengan porsi lebih sedikit dari sebelumnya. 
  • hari keempat voer dan kroto diaduk hingga merata dan juga makanan ekstra harus selalu disediakan yaitu jangkrik atau ulat kandang.
  • hari seterusnya voer dan kroto tetap diaduk hingga merata sampai kotoran si burung benar-benar berwarna hijau dan membentuk. 
catatan : untuk burung sirtu pemberian kroto setiap harinya lebih disarankan guna menjaga stamina dan kondisi si burung, karena burung sirtu jika tidak diberi kroto selama beberapa hari malah akan menjadi lemas dan berakhir dengan kematian. untuk mengganti pemberian kroto jika kroto susah didapatkan bisa dengan memberikannya UK ( ulat kandang ). 

Pemberian kroto setiap hari juga bisa merangsang burung bakalan untuk mengeluarkan suaranya. dan dengan pancingan suara burung sejenis yang diperdengarkan melalui MP3 juga bisa membuat burung  mengeluarkan suaranya.  dan biasanya jika burung sirtu sudah mengeluarkan suara pamungkasnya yaitu siiiiiiir....tuuu atau ciiiiiii....poow .. maka burung sirtu dikemudian hari akan bertambah gacor.  tapi kalau burung anda masih belum berbunyi pancinglah terus dengan suara burung sejenis yang diputar dengan suara pelan tapi terdengar jelas. karena bagaimanapun burung sirtu sebenarnya burung yang mudah bunyi jika mendengar suara burung sejenisnya memanggil seperti halnya di hutan-hutan dan di habitatnya. 

Membedakan burung sirtu jantan dan betina
Pada burung jantan ukuran tubuh biasanya lebih panjang dari burung betina.
warna lidah bagian dalam pada burung sirtu jantan berwarna hitam. 
Burung jantan mempunyai suara yang lebih bervariasi dibandingkan dengan burung betina.
Warna bulu pada burung jantan lebih tegas dan tajam dibanding burung betina.

Suara
Burung sirtu jantan sebenarnya memiliki banyak variasi suara, oleh karena itulah banyak penggemar burung kicauan memaster burung ini dengan burung ciblek, prenjak, gelatik batu, dan juga parkit. sementara untuk burung betina lebih cenderung ke Nge'krak' dan suara lain yang monoton.


Kamis, 15 Maret 2012

Mantenan semakin digemari

Burung Mantenan atau burung sepah kini semakin banyak dilirik sebagai burung masteran dikarenakan suaranya yang tajam dan cocok untuk dijadikan sebagai burung masteran. Berikut ini adalah beberapa jenis dari burung mantenan atau sepah ini :
  1. Sepah padang (Pericrocotus divaricatus)
    Dahi putih; tunggir abu-abu; tidak ada garis di sayap.
     
  2. Sepah kecil (Pericrocotus cinnamomeus)
    Jantan – kepala dan mantel abu-abu; perut jingga.
    Betina – lebih pucat dari jantan; dada keputih-putihan.
     
  3. Sepah tulin (Pericrocotus igneus)
    Lebih kecil dari Sepah hutan; pada bulu sekundernya tidak ada bercak warna kedua. Betina: lebih jingga.
     
  4. Sepah dagu-kelabu (Pericrocotus solaris)
    Jantan: sisi kepala dan tenggorokan abu-abu.
    Betina: sisi kepala abu-abu; tidak ada warna kuning pada dahi.
     
  5. Sepah gunung (Pericrocotus miniatus)
    Jantan: tenggorokan hitam; pada sayap terdapat bercak tunggal merah.
    Betina: mantel dan mukanya kemerahan.
     
  6. Sepah hutan (Pericrocotus flammeus)
    Lebih besar dari Sepah tulin; ada bercak warna kedua pada bulu sekunder.
    Betina: lebih kuning dari Sepah tulin.


Berikut ini adalah deskripsi serta daerah penyebaran dari masing-masing jenis burung sepah ataupun burung mantenan ini :

1. SEPAH PADANG (Pericrocotus divaricatus)

Inggris: Ashy Minivet
Melayu: Burung Mas Padang
Deskripsi: 
Burung sepah berukuran besar (20 cm), berwarna hitam, abu-abu, dan putih khas. Perbedaamaya dengan burung kapasan yaitu ukuran lebih besar dan tidak ada garis sayap, dengan Bentet-kedasi yaitu tubuh bagian bawah yang putih dan tunggir abu-abu. 
Jantan memiliki topi, setrip mata, dan bulu terbang hitam, serta bagian atas abu-abu dan bagian bawah putih. 
Betina lebih pucat dan lebih abu-abu.
Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.

Suara: Getaran gemerincing yang dikeluarkan sewaktu terbang.
Penyebaran global: 
Asia timur laut dan Cina timur. Pada musim dingin, bermigrasi ke selatan sampai Asia tenggara, Filipina, dan Sunda Besar.
Penyebaran lokal dan status: Tercatat di Sumatera dan Kalimantan bagian utara. Pengunjung tidak tetap di dataran rendah pesisir, jarang ditemukan pada ketinggian lebih dari 900 m.
Kebiasaan: Memburu serangga pada tajuk pohon. Sewaktu terbang, kurang terlihat mencolok dibandingkan dengan burung sepah yang berwarna terang. Membentuk kelompok sampai 15 ekor.

2. SEPAH KECIL (Pericrocotus cinnamomeus)

(Inggris: Small Minivet)
Deskripsi: Berukuran kecil (15 cm), berwarna abu-abu, merah, dan hitam. Perbedaannya dengan burung sepah lain adalah kepala dan mantel jantan abu-abu serta tubuh bagian bawah betina keputih-putihan dan lebih buram.
Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.
Suara: Bernada tinggi, berdering “tsyi-tsyi-tsyi-tsyi”, merupakan panggilan di antara anggota kelompok. `
Penyebaran global: India, Asia tenggara (kecuali Semenanjung Malaysia), Kalimantan,jawa, dan Bali.
Penyebaran lokal dan status: Status di Kalimantan tidak diketahui. Pada akhir abad yang lalu, seekor dikoleksi di Kalimantan selatan, mungkin merupakan pengembara dari Jawa. Penghuni tetap di Jawa dan Bali, tersebar luas dan cukup umum terdapat di dataran rendah. Di Sumatera dan Kalimantan, digantikan keberadaannya oleh Sepah tulin.
Kebiasaan: Lebih menyukai hutan terbuka, hutan mangrove, tanah pertanian, dan pedesaan. Terbang dalam kelompok kecil yang aktif dan ribut, mencari makan di puncak pohon-pohon yang tinggi.

3. SEPAH TULIN (Pericrocotus igneus)

Inggris : Fierv Minivet; 
Melayu: Burung Mas Tulin
Deskripsi: 
Burung sepah berukuran kecil (15 cm), berwarna merah padam dan hitam. Jantan merah terang dengan kepala, punggung, sayap, dan tengah ekor hitam mengkilap serta sapuan jingga pada perut dan sisi ekor. Pada betina, kepala dan punggung abu-abu, muka dan tubuh bagian bawah kuning, berubah menjadi jingga pada penutup bawah ekor dan tunggir.
Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.
Suara: 
Meninggi, merdu “swii-iit”.
Penyebaran global: P
alawan, Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan.

Penyebaran lokal dan status: 
Penetap di Sumatera (termasuk pulau-pulau di sekitarnya) dan Kalimantan. Ditemukan di hutan mangrove dan hutan-hutan sampai ketinggian 200 m di Sumatera.
Kebiasaan: Seperti burung sepah yang lain.
Catatan: Beberapa pakar burung memperlakukan burung ini sebagai ras dari Sepah kecil.



4. SEPAH DAGU-KELABU (Pericrocotus solaris)

Inggris: Grey-chinned Minivet; 
Melayu: Burung Mas Dagu Abu-abu
Deskripsi: 
Burung sepah berukuran sedang (17 cm), berwarna merah atau kuning. Jantan berwarna merah, perbedaannya dengan burung sepah lain yaitu tenggorokan dan penutup telinga yang abu-abu gelap suram. Betina berwarna kuning, ciri utamanya yaitu tidak ada warna kuning pada dahi, penutup telinga, dan tenggorokan.
Iris coklat gelap, paruh hitam, kaki hitam.
Suara: 
Lembut, sedikit parau “tsii-sip”.
Penyebaran global: 
Himalaya, Cina selatan, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan.


Penyebaran lokal dan status: Penghuni tetap yang umum di pegunungan Sumatera dan Kalimantan bagian utara (dari G. Kinabalu ke selatan sampai Liang Kubung dan Penrissen), di hutan-hutan pada ketinggian antara 1.200-2.000 m.
Kebiasaan: Seperti burung sepah yang lain.

5. SEPAH GUNUNG (Pericrocotus miniatus)

Inggris: Sunda Minivet
Deskripsi: 
Burung sepah berukuran besar (19 cm), berwarna merah dan hitam dengan ekor panjang. Ciri-ciri betina adalah kombinasi kepala hitam, ekor sangat panjang, dan tidak ada warna merah pada bulu sektmder. Betina cukup unik dengan warna bulu hitam dan merah seperti jantan, warna merah meliputi tenggorokan, dagu, dan dahi, serta mantel yang kemerahan.
Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.
Suara: 
Keras bergetar “cii-cii-cii” atau suara keras berkepanjangan “tsrii-ii”.
Penyebaran global: 
Endemik di Sumatera dan jawa.


Penyebaran lokal dan status: Pegunungan di Sumatera (Leuser dan sepanjang Bukit Barisan sampai Dempu) dan jawa. Umum terdapat di hutan pegunungan pada ketinggian 1.200-2.400 m. Di Bali tidak tercatat.
Kebiasaan: Hidup dalam kelompok besar sampai berjumlah 30 ekor. Sering mengunjungi puncak-puncak pohon di dalam serta di dekat hutan primer dan perkebunan pinus, kadang-kadang mengunjungi lahan pertanian.

6. SEPAH HUTAN (Pericrocotus flammeus)

 Inggris: Scarlet Minivet; 
Melayu: Burung Mas Belukar
Deskripsi: 
Burung sepah berukuran besar (19 cm), beraneka warna. Jantan berwarna hitam biru dengan dada dan perut merah, begitu juga tungging, sisi terluar bulu ekor, dan dua bercak pada sayap. 
Betina berwarna lebih abu-abu pada punggung. Warna merah pada jantan diganti dengan warna kuning pada betina, yang melebar sampai tenggorokan, dagu, penutup telinga, dan dahi.
Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.
Suara: 
Lembut “kru-u-u-ti-tip, ti-tirr” atau “herr” berulang, serta suara bernada tinggi “sigit-sigit-sigit”.
Penyebaran global: India, Cina selatan, Asia tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, dan Lombok.
Penyebaran lokal dan status: Penghuni tetap di Sumatera (termasuk pulau-pulau di sekitarnya), Kalimantan (distribusi terpencar tetapi tercatat di semua daerah), jawa, dan Bali. Secara lokal umum terdapat di dataran rendah dan perbukitan sampai ketinggian 1.500 m (di Jawa lebih tinggi lagi).
Kebiasaan: Lebih menyukai hutan primer, berlompatan di antara puncak pohon berdaun halus, berpasangan atau dalam kelompok. @aries.munandi

sumber : omkicau.com
wikipedia.org
gambar : orientalbirdimages.org